Orang Tua Yang Memperkenalkan Anaknya Kepada Neraka Dunia
Sebenarnya, menurut Aldynisme. Tidak ada surga di dunia. Satu-satunya surga yang kekal adalah surga yang kita ketahui hanya ada disaat akhir zaman. Sekalipun anda berada pada posisi yang tertinggi lalu anda menganggapnya itu adalah sebuah surga dunia. Hati-hati, itu bisa saja adalah neraka dunia, jalan lain untuk mengarah ke neraka yang sebenarnya.

Entertain.. Gue menganggap bahwa entertain adalah jalan lain yang lebih memudahkan kita untuk merasakan neraka yang sebenarnya. Tidak percaya? Kenapa tidak?
Dari entertain, anda bisa lebih mengenal kebebasan yang sesungguhnya. Seberapa ketat pertahanan yang anda punya belum tentu bisa mengikatnya. Ketika seseorang mulai merasakan harta, tahta dan nama. Mereka akan merasa kurang, haus akan itu.. Terus mencari, namun tak terbatas. Itu lah fenomena yang bisa kita temukan pada dunia entertain. Tidak heran banyak artist-artist yang sudah terasa 'kaya', namun tetap haus sensasi untuk menuai lebih banyak lagi kekayaan, dan nama! Oh menyedihkan.. Untuk apa? Apakah anda merasa bangga dengan tiap-tiap nama anda yang tertempel disudut gang? Terlintas di televisi? Surat kabar? Atau.... Majalah dewasa?
Disaat kita sudah merasa kaya, kita akan terus mencarinya. Tidak akan merasa puas! Apalagi dengan mendapatkan kekayaan itu dengan mudah. Seperti di dunia entertain ini.
Kadang kita berawal untuk meningkatkan bakat, bisa saja berubah begitu saja. Pembentukan kepribadian, sifat dan watak yang baru yang membawa kalian ke jalan yang lebih luas, beragama pilihan..... Untuk segera merasakan neraka yang indah :)
Eksploitasi anak kian marak. Tidak hanya kepada anak yang berada di usia kurang kapasitas saja, namun juga anak-anak mereka yang sudah mengerti bagaimana cara berhubungan intim. Mengerti maksud saya? Ya dewasa.. Orang tua ini sangat mendukung anaknya untuk terjeblos di dalam dunia entertain, dengan dalih: "Untuk meningkatkan potensinya" atau "Mencari uang" atau "Mengisi waktu luangnya".
Kasihan.. Keinginan mereka (si orang tua), mungkin hanya terpikirkan untuk beberapa tahun ini tanpa mengetahui apa yang akan terjadi kelak.
Mereka (si orang tua) mulai mengorbankan apa yang mereka punya. Satu juta, dua juta, sepuluh juta, seratus juta, satu milyar! - untuk mendandani anak mereka agar diterima di publik. Tenar! Sukses! Kaya! Haus!!!!!!!!! Terus mendandani! Si lugu yang rajin belajar, menjadi si cantik yang sexy! Si cantik yang manis, menjadi si cantik yang nakal! Entertain! Hibur! Hibur semua masyarakat di tiap pelosok! Tunjukkan buah dada! Paha! Organ vital kalau perlu! Puaskan! Puaskan masyarakat!
Itu lah teriakkan yang kelak kan terdengar jika mereka mulai merasakan titik ketidak puasan.

Hanya mengherankan, mengapa ada orang tua seperti itu.
Kesuksesan seorang anak kadang dirubah tampilannya. Visi misi mereka berubah begitu saja. Mereka terlalu kolot akan harta dan hobby (yang dimaksudkannya untuk potensi) yang sebenarnya lebih merusak mental sang anak.
Sang anak akan lebih mengenal fashion ketimbang jati dirinya. Tidak perlu aurat, tampil sexy dan diterima masyarakat adalah tujuannya! Hal ini bisa saja menjadi impian utama sang anak kelak. Tentunya bisa saja mereka akan lebih mengenal si neraka yang sesungguhnya.
Mencitrakan seorang orang tua yang mengutamakan 'Surga Dunia Nya' ketimbang masa depan sang anak, di akhir nanti.
Sebenarnya mereka (si orang tua) akan dipertanyakan, apa yang telah kalian lakukan kepada anak-anak kalian. Apakah kalian mengubahnya menjadi anak yang 'baik', atau 'lebih dari itu'.
Kembali kepada kita sekarang. Ingin lebih mengenal neraka atau tidak.
Saya sarankan, kenali lalu tinggalkan..
Tambahan dari zeroVD
Sekarang banyak orang tua yang BODOH walau pun mereka pintar. Banyak orang tua secara sadar/tidak sadar menjerumuskan anak2 mereka ke jalan yang tidak benar. Mereka tidak memberikan bekal pendidikan akhlaq yang kuat atau kadang mereka bahkan tidak punya cukup waktu untuk sekedar memberikan kasih sayang yang cukup karena sibuk bekerja. Ditambah santapan sehari2 anak mereka adalah tontonan televisi yang isinya hampir seluruhnya tidak mendidik maka lengkaplah bekal anak2 itu untuk menuju jalan gelap. Sungguh banyak orang tua berharap anaknya menjadi anak yang baik tapi mereka tidak mendidik mereka menjadi baik sejak kecil, ibarat bercocok tanam "ingin hasil panen yang baik tapi tidak menanam dan merawat dengan baik". Ini akibat agama yang semakin ditinggalkan dan hati nurani tidak didengarkan. Menurut ane jika semua orang mau menjalankan perintah agama mereka dengan baik insyaAllah semua akan berjalan dengan baik karena tidak ada agama yang memerintahkan untuk berbuat maksiat jika orang masih mau mendegarkan hati nurani mereka insyaAllah mereka masih bisa mengekang nafsu mereka. Sayangnya sekarang lebih banyak orang yang mempertututkan hawa nafsu meraka demi kesenangan dunia.
