Including Blog

Senin, 17 Januari 2011

Orang Tua Yang Memperkenalkan Anaknya Kepada Neraka Dunia

Orang Tua Yang Memperkenalkan Anaknya Kepada Neraka Dunia


Sebenarnya, menurut Aldynisme. Tidak ada surga di dunia. Satu-satunya surga yang kekal adalah surga yang kita ketahui hanya ada disaat akhir zaman. Sekalipun anda berada pada posisi yang tertinggi lalu anda menganggapnya itu adalah sebuah surga dunia. Hati-hati, itu bisa saja adalah neraka dunia, jalan lain untuk mengarah ke neraka yang sebenarnya.



Entertain.. Gue menganggap bahwa entertain adalah jalan lain yang lebih memudahkan kita untuk merasakan neraka yang sebenarnya. Tidak percaya? Kenapa tidak?
Dari entertain, anda bisa lebih mengenal kebebasan yang sesungguhnya. Seberapa ketat pertahanan yang anda punya belum tentu bisa mengikatnya. Ketika seseorang mulai merasakan harta, tahta dan nama. Mereka akan merasa kurang, haus akan itu.. Terus mencari, namun tak terbatas. Itu lah fenomena yang bisa kita temukan pada dunia entertain. Tidak heran banyak artist-artist yang sudah terasa 'kaya', namun tetap haus sensasi untuk menuai lebih banyak lagi kekayaan, dan nama! Oh menyedihkan.. Untuk apa? Apakah anda merasa bangga dengan tiap-tiap nama anda yang tertempel disudut gang? Terlintas di televisi? Surat kabar? Atau.... Majalah dewasa?
Disaat kita sudah merasa kaya, kita akan terus mencarinya. Tidak akan merasa puas! Apalagi dengan mendapatkan kekayaan itu dengan mudah. Seperti di dunia entertain ini.
Kadang kita berawal untuk meningkatkan bakat, bisa saja berubah begitu saja. Pembentukan kepribadian, sifat dan watak yang baru yang membawa kalian ke jalan yang lebih luas, beragama pilihan..... Untuk segera merasakan neraka yang indah :)

Eksploitasi anak kian marak. Tidak hanya kepada anak yang berada di usia kurang kapasitas saja, namun juga anak-anak mereka yang sudah mengerti bagaimana cara berhubungan intim. Mengerti maksud saya? Ya dewasa.. Orang tua ini sangat mendukung anaknya untuk terjeblos di dalam dunia entertain, dengan dalih: "Untuk meningkatkan potensinya" atau "Mencari uang" atau "Mengisi waktu luangnya".
Kasihan.. Keinginan mereka (si orang tua), mungkin hanya terpikirkan untuk beberapa tahun ini tanpa mengetahui apa yang akan terjadi kelak.
Mereka (si orang tua) mulai mengorbankan apa yang mereka punya. Satu juta, dua juta, sepuluh juta, seratus juta, satu milyar! - untuk mendandani anak mereka agar diterima di publik. Tenar! Sukses! Kaya! Haus!!!!!!!!! Terus mendandani! Si lugu yang rajin belajar, menjadi si cantik yang sexy! Si cantik yang manis, menjadi si cantik yang nakal! Entertain! Hibur! Hibur semua masyarakat di tiap pelosok! Tunjukkan buah dada! Paha! Organ vital kalau perlu! Puaskan! Puaskan masyarakat!
Itu lah teriakkan yang kelak kan terdengar jika mereka mulai merasakan titik ketidak puasan.



Hanya mengherankan, mengapa ada orang tua seperti itu.
Kesuksesan seorang anak kadang dirubah tampilannya. Visi misi mereka berubah begitu saja. Mereka terlalu kolot akan harta dan hobby (yang dimaksudkannya untuk potensi) yang sebenarnya lebih merusak mental sang anak.
Sang anak akan lebih mengenal fashion ketimbang jati dirinya. Tidak perlu aurat, tampil sexy dan diterima masyarakat adalah tujuannya! Hal ini bisa saja menjadi impian utama sang anak kelak. Tentunya bisa saja mereka akan lebih mengenal si neraka yang sesungguhnya.
Mencitrakan seorang orang tua yang mengutamakan 'Surga Dunia Nya' ketimbang masa depan sang anak, di akhir nanti.
Sebenarnya mereka (si orang tua) akan dipertanyakan, apa yang telah kalian lakukan kepada anak-anak kalian. Apakah kalian mengubahnya menjadi anak yang 'baik', atau 'lebih dari itu'.
Kembali kepada kita sekarang. Ingin lebih mengenal neraka atau tidak.
Saya sarankan, kenali lalu tinggalkan..



Tambahan dari zeroVD

Sekarang banyak orang tua yang BODOH walau pun mereka pintar. Banyak orang tua secara sadar/tidak sadar menjerumuskan anak2 mereka ke jalan yang tidak benar. Mereka tidak memberikan bekal pendidikan akhlaq yang kuat atau kadang mereka bahkan tidak punya cukup waktu untuk sekedar memberikan kasih sayang yang cukup karena sibuk bekerja. Ditambah santapan sehari2 anak mereka adalah tontonan televisi yang isinya hampir seluruhnya tidak mendidik maka lengkaplah bekal anak2 itu untuk menuju jalan gelap. Sungguh banyak orang tua berharap anaknya menjadi anak yang baik tapi mereka tidak mendidik mereka menjadi baik sejak kecil, ibarat bercocok tanam "ingin hasil panen yang baik tapi tidak menanam dan merawat dengan baik". Ini akibat agama yang semakin ditinggalkan dan hati nurani tidak didengarkan. Menurut ane jika semua orang mau menjalankan perintah agama mereka dengan baik insyaAllah semua akan berjalan dengan baik karena tidak ada agama yang memerintahkan untuk berbuat maksiat jika orang masih mau mendegarkan hati nurani mereka insyaAllah mereka masih bisa mengekang nafsu mereka. Sayangnya sekarang lebih banyak orang yang mempertututkan hawa nafsu meraka demi kesenangan dunia.










Hare Krishna, Peace and Love!







Jumat, 14 Januari 2011

Tertinggal dan Meludah

Tertinggal dan Meludah


Ini sebenarnya bukanlah sebuah artikel yang penting untuk dibaca.
Sekali lagi, ini bukanlah sebuah artikel bermanfaat.
Ini juga bukan puisi, tapi ini adalah cerita.

Tertinggal dan Meludah = "Terludah"


Lets go!

Dia yang mendatangi, memberi seonggok ikan segar dengan balutan uang logam mencenayang ku yg menunggu mangkuk ini terisi.
Menjanjikan harapan untuk makan malam, mengajak ku mengikuti telapak nya yang polos. Dengan niscaya tetap memberi perhatian sampai tersilau dengan rintik cahaya satu persatu membutai yang kurasa inilah tempatnya, dia pun memulai tuk menghabisi ikan itu..
Dibantai lah daging demi daging. Ku tarik paksa logaman sebelum tercampur, ku menyaksikan bagaimana dia menikmati aksinya!
Ego ku memaksakan untuk menarik tangannya dan juga terpotonglah dia punya ibu jari! Haha ini lah saatnya ku menaruh harapan besar!
Sampailah bulan kembali menghidupi warnanya. Kita berbincang dengan dahsyat hingga ia pun mulai lelah menyaksikan figur yg ada..
Berbebas tawa, menari diantara beberapa wine yang berdiri tegak tanpa acungan jari tengah. Mencirikan hedonis tingkat awal, aku menikmatinya! Aku menikmatinya! Dan aku tertawa.. Dimana aku membingungkan, apa yang harus aku tawakan dengan logam ini?
Kamu terlupa, terlalu menghayati perdansaan.. Kamu hendak mengupas jari-jarimu dengan pisau itu.. Berdarah namun tetap bercinta.
Oke lah orang menyebutnya matahari, jam tewasnya hampir terpenuhi. Aku pun menciptakan beberapa tapak dengan jutaan bentuk.
Dan ia tak lupa menghapus tapak-tapak itu, agar tiada serigala yang mengikuti. Aku lupa menyatakannya, tapi sudah terlalu jauh..

Sampai di gubuk manis, ku taruh logaman itu kedalam cendi berlubang. Menyiapkan jerami yang hangat sebelum tersengat.
Tertidurlah dalam sejuta impian. Tak sadar 3 hari sudah ku telan! Oh apa terlalu menikmati? Aku menyadari, aku menyadari! Ku harap dia tidak seperti kebanyakan. Tetap tenang tidur dibalik jerami kasar ini, walau kasar tetap tercermati..
Fiksi, anatomi dan ejakulasi aksi kian terparkir dengan rapih. Dia lah yang takkan tersisih.
Hingga suatu hari ia memanggil lagi, mengingatkan akan ikan mentah yang dipotongnya.. Untuk sebuah gurau nihilisme ortodoks!
Awalnya aku terbuai. Hingga aku merasa cukup pintar untuk berfikir ulang, ternyata ikan itu tidaklah hanya sebuah kenihilan.
Dia lah satu-satunya yang memakannya. Mengunyahnya dengan rentan, menyaksikannya dengan seksama. Oh, ini lah maksudnya dia memberi..
Ibarat meneliti ala Einstein. Asam ikan itu dapat membunuhku, yang ku ragukan kebenarannya. Dan keraguan itu menimbulkan lenyap.
Skakmat! Nada yang ironis! Pergi! Jangan datang! Ancaman kian terulang, entah harus kuberitahu atau tidak siapa dalihnya.
Mengesankan ketika saling melempar tanggung jawab. Apa harus ku sayat nadi ini hingga harus memintamu untuk tetap hidup?
Hingga pada akhirnya pagi buta ini terselesaikan, jika ini kepastian, maka akan ada yang tersiksakan. Salah 1 diantaranya, tentu.

Tiada bukan, adalah sang pengemis itu sendiri.. Saya. :)

benar-benar tidak berarti...
















Rabu, 12 Januari 2011

Gengsi Adalah Kemunafikan Yang Tertunda

Gengsi Adalah Kemunafikan Yang Tertunda


Siapa yang tidak punya rasa gengsi dalam dirinya?
Semuanya orang di muka bumi ini even lagi di neraka pun pasti punya!
Apa sih gengsi itu sebenarnya? Baik, baik.. Gue akan coba perjelaskan lagi dengan bahasa yang lebih awam.
Gengsi yang kita ketahui adalah sebuah rasa menahan suatu keinginan/penampilan/sesuatu hanya karena tidak ingin satu sisi atau halnya itu diketahui atau dilihat oleh orang lain. Itu lah gengsi.. Masih kurang jelas?
Sepertinya gue males menjelaskannya lagi.. (nah ini sebenarnya juga bisa dibilang gengsi) Hahahaha.



Oke kenapa bisa gue bilang bahwa gengsi adalah kemunafikan yang tertunda?
'Menurut gue', gengsi adalah suatu sikap yang munafik! Bedanya 50 : 50 - bahkan hampir tidak dapat dibedakan antar keduanya. Hmm kayaknya ga perlu lagi gue omongin lebih panjang lagi mengenai gengsi. Lebih baik diomongin yang ke positifnya.
Baik, kadang kita sangat sulit untuk menghilangkan rasa gengsi kita. Seperti "Hah gue kan cewe, gengsi dong bilang suka ke cowo?" atau "Ih males banget naek angkot, malu gue kalo diliat temen-temen" atau bahkan "Gue harus punya android, hari gini gitu loh!" itu lah gengsi.


Pertama yang harus kita lakukan adalah.....
Berniat untuk berubah. Yakin bahwa kita bisa berubah. Gengsi itu bukan sebuah sikap yang keren! Gengsi dekat dengan arogan! Dan juga arogan itu bukanlah sikap yang keren! Melainkan... Maaf, menjijikan.
Setelah kita sudah berniat, maka akan ada halangannya. Akan terbayang, jika kita ga gengsi, akan ada hambatan ga ya? Akan masih diterima dilingkungan ga ya? Dan masih banyak lagi..
Nah sebenarnya dari hal ini kita bisa mengetahui nilai riil kehidupan dibalik manipulasi global. Mana yang hidup dengan kemunafikan dan mana yang sangat nyata. Jadi lah suatu sosok yang nyata! Jika kita harus dibenci hanya karena kita menjadi nyata, maka lebih baik dibenci! Orang yang hidup dengan kegengsian akan kekal dengan kemunafikan! Buta! Hedon! Bodoh! Sengsara!
Tonjolkanlah jati diri kalian yang apa adanya kawan! :)

Setelah ada niat dan sudah berani melawan kenyataan, maka lakukanlah!
Gengsi dekat dengan kesengsaraan! Kadang kita melewati moment-moment indah begitu saja hanya karena gengsi. Karena kita munafik! Malu meratapi kenyataan. Sengsara!
Tidak ada untungnya kawan.. Jika memang lingkunganmu membuka telapak tangannya, maka kamu akan berada di tengah genggamannya. Tanpa kemunafikan, tanpa penundaan.
Ambil jalan yang sudah ada di depan mata. Untuk apa mempertahankan ego namun kita harus tersesat? Apa yang ada di dunia ini tidak dibawa mati kawan! Hidup gausah dibawah susah! Nikmati saja! Jangan terlalu menyesal, masih ada hari esok. Kepercayaan hanyalah paksaan, tinggalkanlah.. Hidup itu ada 2, jadi bawa saja lah.. Ini saya, besok juga saya. Tidak ada kelonggaran terhadapnya. Santai saja.

Matikan sosok gengsi!
Ikat mati kemunafikan!
Bunuh penundaan!
Say hell no to Gengsi, Kemunafikan dan Penundaan!


Hare Krishna, Peace and Love!
















Minggu, 09 Januari 2011

Bagaimana Sulitnya Untuk Dipercaya Orang Lain

Bagaimana Sulitnya Untuk Dipercaya Orang Lain




Gue tidak mendambakan sosok orang yang bisa mencintai gue dengan tulus dan utuh. Tapi bagaimana jika orang yang di dambakan itu sudah tidak mempercayainya sejak awal?
Disini letak faktor perfikir kritis sebelum mengetahui kebenarannya harus di berlakukan dengan keras. Dan teliti, tidak hanya melihat, mendengar dan meninggalkannya.
Lebih dari sekedar goresan belati berkarat jika gue sendiri yang merasakannya..
Gue sendiri pernah berfikir, "People come and go". Tapi pemikiran itu gue patahkan mentah-mentah ketika mengenal-Nya. Tapi mengapa disana tidak bisa?

Sometimes, people can only hate someone else just to see and hear the circumstances surrounding that man without knowing the truth. How pathetic..
No one will ever understand my feelings, how people keep trying to ruin my life. Dont equate me with the other, I'm completely nobody and no one..
If you start to not trust me today, hopefully tomorrow you will not regret it..

Baby, I really need you more than just a supporter, but also for someone who can understand & trust me :|




That is why Freemason symbol put the letter G as its symbol. because G is indeed a phase of compliance..

Gue lelah dan tidak bisa hanya mengatakan, "Tetaplah disini dan percayai aku.."
Karena lo bukanlah satu-satunya yang pernah melakukan seperti ini.
Juga pernah berada di posisi seperti itu..
Apalagi yang bisa gue katakan? Pembelaan? Tidak seberguna dan berfungsi dengan ketat seperti itu saja...
Semuanya harus dimodalkan kepercayaan dan penelusuran.
Tidak mungkin itu semua hanya seperti ini? Disaat gue mulai bisa mencurahkan hari-hari gue, mulai terbuka dan berbicara dengan orang lain, mulai dapat mengepakkan senyuman seperti seekor burung yang lepas bebas di bermuda. Namun tertembak mati ketika melewati tepian Hawaii..
Gue gamau hanya seperti itu aja. Bukalah mata dengan luas, bandingkan dengan yang lainnya.. Yang sebagaimana lo itu sangat memberikan gue motivasi beberapa hari ini, dan menjatuhkan gw dengan telak baru saja.

Mungkin inilah takdir kita, untuk saling meluka dan terluka.
Semoga akan ada yang bisa menggantikannya kelak. :)