Kegilaan Dalam Diriku
Sepertinya gue mulai merasakan titik-titik insanity dalam diri gue.
Bukan dalam tanda kutip, tapi memang benar nyata. Gue merasakannya, tapi tidak terlalu banyak.
Tapi hal ini justru sangat memberikan potensi terhadap bagaimana gue berfikir, dan menyikapi yang terjadi. Mungkin dulu belum seperti ini, dan mungkin sekarang tidak akan seperti esok.
Gue melakukan hal-hal yang tidak bisa di duga gitu aja. Gue melakukan sesuatu yang... Aneh, dan tidak wajar, tapi memberikan kepuasan.
Seperti misalnya, akhir-akhir ini gue gemar untuk menciptakan darah dikulit-kulit gw disaat gw menghadapi
sebuah ujian.
Entah dengan menggoresnya dengan pisau, atau menusuknya dengan jarum atau benda-benda tajam. Di kala itu, menciptakan darah sangat membantu gw dalam menghadapi persoalan yang ada. Dengan terciptanya darah, semua masalah terasa jauh lebih ringan. Beban terasa berkurang. Bukan emo, bukan stress juga. Ini seperti, ketidak laziman psikis. Gue menyadari itu. Tapi dari sini lah jiwa dan raga gw berjalan.
Jauh sebelum hal ini terjadi, setiap gue menghadapi permasalahan yang berat, gue suka mencabuti rambut-rambut gw. Dengan maksud, 1 helai rambut adalah satu permasalahan itu. Dan berharap ketika dicabut, maka permasalahannya akan juga ikut hilang. Dan hal ini juga sempat bekerja, tapi berdampak negatif, seperti kerontokkan dan kepitakkan hahaha. Maka ritual ini berhenti dilakukan.
Juga dengan menggigit kuku jari. Mungkin hal ini sudah biasa / banyak orang yang juga melakukannya. Memang sebuah tindakan psikis, tapi hal ini juga berguna. Disaat gw menggigit jari kuku gue, gue tidak sadar ketika melakukannya, tapi gue sadar bahwa gue sedang berfikir pada saat itu, untuk menciptakan solusi.
Tapi yang paling menyelesaikan semuanya adalah dengan mengeluarkan darah.
Setelah darah gue itu keluar dari tubuh gue, gue merasakan, kebebasan.
Gue merasakan, hal ini berjalan dan selesai begitu mudah dengan mengeluarkan darah.
Dari sini gue mengeluarkan kesimpulan, kadang kekerasan memang diperlukan untuk menciptakan sebuah ketenangan. Bukan berarti kekerasan selalu berdampak buruk. Kadang juga, untuk melahirkan perdamaian, harus dilalui dengan kekerasan. Sangat sulit bagi mereka yang idealis dengan prinsipnya sendiri, yang mengikuti egonya dan menutup pendapat orang lain. Bagaimana jika kita menghadapi orang seperti itu? Jika dengan jalan tenang tidak juga bisa, jalan lainnya adalah kekerasan..
Dan gue adalah penikmat kopi. 1 hari bisa menghabiskan 2-3 gelas kopi.
Dan yang anehnya, sekarang gue juga menikmati ampasnya. Setelah kopi itu habis dan menyisakkan ampas, gue tuangkan air kembali ke ampas itu dan meminumnya.
Hal ini juga menyatakan, bahwa tidak semua hal yang 'tidak enak' itu tidak berguna.
Ampas itu juga bisa diminum, dan tidak beracun. Mungkin kafein memang memiliki efek samping, tapi tidak serius.
Di tengah malam, tepatnya menjelang pagi. Otak gue selalu berpergian kemana-mana.
Tidak pernah fokus, tapi melahirkan banyak ide yang tidak bisa disimpulkan begitu aja. Ide-ide yang menurut gue brilliant. Sayangnya, tidak bisa diungkapkan, hanya bisa dirasakan.
Gue menciptakan ke-anehan dalam diri gue, dengan senang hati. Dikala semua orang berlomba-lomba untuk tampil sebaik mungkin.
Tapi ini lah gue, dengan diri gue sendiri, mencoba untuk mengobservasikan pencitraan hidup, dengan apa yang menurut gue berguna, bernilai, dan relevan.
Kegilaan, bukan berarti orang itu tidak memilki otak.
Tidak waras, bukan berarti dia tidak memiliki jiwa.
Selamat pagi.

0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda