Wanita dan Eksploitasi
Dunia tertawa makin keras. Tanah, air, udara, beserta keluarganya sudah tidak mengacuhi lagi rutinitas manusia yang pada umumnya juga membuang muka mereka ke di hadapan lingkungan, apalagi yang membuang harga dirinya demi kebahagiaan dan mengikuti kekejaman era berbungkuskan pesta meriah.
Kira-kira seperti ini lah fenomena yang sedang beraksi hari ini.
Mungkinkah kita ini pintar? Mungkinkah kita ini bijaksana?
Mungkinkah kita ini........ Wannabe? Atau mungkinkah kita ini buta?
Mungkinkah kita lupa dimana diri kita berada...
Indonesia, negara maritim timur.
Dan mengenai Eksploitasi?
Busana hari ini semakin menjadi, semakin banyak yang mengikuti, kadang juga terbodohi.
Mereka menganggap itu adalah pacuan untuk mendapatkan strata harga diri yang tinggi. Oh tidak kawan, ini hanya duniawi.
Berlomba membentuk lekukan tubuh dan memamerkannya ke depan umum! Siapa yang menampung banyak lirikan, dia mendapat mahkota dan diangkat lah sebagai putri sexy hedon dengan jutaan mawar merah di kemaluannya. Dan mereka bangga akan itu.
Tertidurlah kawan, tidur! Bermimpi lah! Hingga esok kau terbangun dan mengingat siapa dirimu sebenarnya. Dimanapun engkau menginjakkan kaki mu, disitu nama Indonesia mengaung. Mungkin bisa saja engkau hidup di kekotaan Eropa, tapi kulit dan dubur mu akan selalu tertanda negara mana engkau berasal, Indonesia.
Dulu, adalah hal yang ANEH untuk melihat wanita menggunakan...... hot pants?
Dulu, adalah hal yang TIDAK WAJAR untuk melihat wanita mengenakan..... dress yang terbuka? Tentu nya bukan disebuah pesta pagelaran yang mewah.
Tapi di tempat umum... Dan kini, hal itu sangatlah wajar. Mengapa?
Pendidikan EKSPLOITASI dari negara asing.
Sekarang ini, wanita sudah biasa meng-eksploitasi tubuhnya.
Mereka bahkan bangga juga berlomba akan hal itu. Entah mengapa? Sepertinya lomba pelacuran sudah di mulai.
Hal ini juga mungkin dikarenakan mereka merasa nyaman, yang dikarenakan dominasi Hollywood, yang berakar awal dari musik dan film.
Musik dan film Hollywood ini membuat kita berfikir secara instan, yang tidak lain menyebarkan sebuah doktrin. Jangankan terhadap wanita, terhadap anak-anak aja juga sudah mendoktrin terutama lewat sebuah musik.
Yang lebih anehnya lagi, wanita yang sudah biasa menjadi korban eksploitasi fisik justru merasa sah-sah aja dengan tereksploitasinya tubuh mereka.
Dunia ini sudah gila... Kini, virus itu telah membuka pintu di dunia entertain negri ini. Merusak, dan membusukan semua yang ada. Baik pemeran ataupun penontonnya. Merusak otak mereka hingga akar-akarnya, menyebarkan virus doktrin yang sukar untuk dicerna menjadi sebuah berita hangat yang memberikan perlombaan terhadap tonjolan fisik. Ajaran agama pun mulai terlena. Keperawanan pun bukan hal yang penting, yang terpenting adalah cinta. Agak menyaring telinga dan pikiran sebenarnya. Tetapi disinilah neraka yang sebenarnya terbentuk,
hingga hancurnya bumi dengan pelacur-pelacur keluaran pabrik en-ter-tain memenuhi setiap jalanan kota, pasar berganti menjadi lokalisasi. Orang tua menyetubuhi anaknya sendiri, ayah bermain dengan anjing, kuda mulai membumi, dan air mata sudah tidak ada harganya lagi. Eksploitasi fisik bagi wanita mulai hidup mandiri, hingga kita sudah tidak ingat lagi dimana kita sedang berdiri.

Sexy kan?

0 Komentar:
Posting Komentar
Berlangganan Posting Komentar [Atom]
<< Beranda