Hari ini tidak sesemangat dihari kemarin. Hari ini sangatlah membuatku pilu. Hari ini nafasku menjadi sesak. Hari ini aku mulai berniat untuk membenci mereka. Dan hari ini juga aku bersumpah akan melaknat mereka! Melaknat mereka, generasi penerus bangsa kita!
Siang hari ini aku, ditanah dimana nenek moyangku dimerdekakan, dimana buyutku dilahirkan, dimana orang tua ku dibesarkan, seakan-akan mereka hidup tiada artinya. Bagaimana aku bisa percaya dengan kenyataan yang benar-benar membengkang?
Ku mulai hari ini seperti hari-hari biasanya, mencari info dan berita aktual seputar jantung sang Garuda. Dan ternyata…. Sangatlah memilukan! Membuatku muak! Seolah-olah mereka berdemo kepada iblis! Seakan-akan jacket yang mereka pakai itu adalah rantai baja!
Oh tolong saudara-saudaraku, mahasiswa, organisasi masyarakat, LSM dan siapapun kalian. Tolong kalian perhatikan! Tolong kalian simak! Tidak ada tindak pidana untuk berdemonstrasi selama kalian menaatinya. Dan silahkan kalian berdemo! Silahkan kalian mencaci maki keteledoran dan kebodohan pemerintah! Tapi tolong… Jangan kau turunkan sang merah putih dari tiangnya! Jangan kau injak-injak bendera yang telah mengorbankan ribuan jiwa! Jangan kau bakar merah putih yang ku cinta! Tolonglah saudaraku… Bersikap lah lebih dewasa. Bersikaplah lebih bijaksana! Tau kah kamu, turun saja 1 inchi sang merah putih sudah berarti 100 nyawa orang dicabut? Nenek moyang kalian yang berusaha dengan keringat dan darah pun dengan ratusan tahun mencoba menaikannya, tapi mengapa sekarang terlihat sangat mudah untuk diturunkan?
Mengapa merah putih sudah terlihat seperti tidak ada artinya lagi? Kalianpun hanya menaikannya disaat upacara-upacara ataupun di hari kemerdekaan, dan seenaknya menurunkannya disaat kalian berdemo. Jangan pernah kau anggap merah putih sebagai ajang prostitusi demokrasi! Jangan pernah kau anggap merah putih seperti layangan ya bisa kalian tarik ulur! Ingat saudaraku, kalian hidup, bernafas, mencari makan dan dibesarkan oleh orang-orang yang kalian saya dibawah titisannya, titisan sang merah putih!
Pernahkah terlintas di dalam benak kalian, untuk apa merah putih diciptakan? Untuk apa merah putih di kibarkan? Untuk apa merah putih dibesarkan hingga banyak orang yang rela menggorbankan nyawa untuk-Nya?
Masih kah kalian bertanya “Untuk apa”?
Yaitu untuk kesejahteraan kita, anak dan cucu kita. Merah putih memberikan kita kehidupan yang layak, membebaskan kita dari penghinaan, dari penjajahan, melindungi kita dari rasa sakit, melupakan kita akan darah-darah yang seakan sangat mudah untuk jatuh, menghapus air mata demi air mata yang terteteskan.
Bukan hanya sekedar bendera berwarna merah putih yang kalian hanya tau merah berarti darah dan putih berarti tulang. Sangatlah lebih dalam dari itu, Saudaraku.
Andai saja pagi ini ketika kita terbangun dari mimpi kita, yang ternyata nyatanya tidaklah seindah di mimpi. Yang kita bermimpi untuk kebebasan namun aslinya selalu ada teriakan yang tanpa henti sepanjang hari. Suara senapan sudah seperti sarapan pagi, air danau terganti dengan darah, kampung halaman bagaikan hutan yang terbakar lebat. Dimana sesungguhnya kita hidup pada saat terjajah, pada saat kita mencari solusi untuk bersatu demi menaikan sang merah putih. Bisa kah kalian pikirkan itu? Apakah mampu kalian menaikannya? Ajaklah teman-teman demo mu untuk menaikannya disaat itu, aku yakin itu sia-sia. Lantas jika sudah terpikirkan di dalam benakmu, apa kalimat pertama yang akan kalian ucapkan? Tidak bisa kah kalian ucapkan? Apa kalian tetap tidak tahu dimana kesalahan kalian? Masih tetap bertahan dengan argumen sepihak kalian?
Jika aku menjadi kalian, aku akan menjawab……. “Nistakan aku dari pada kau nistakan benderaku!”
Hahaha! Amat terlihat lucu bagiku sangat, dimana kalian berdemo demi kepentingan Indonesia, berdemo untuk sang merah putih, namun lalu kalian menurunkannya. Seakan-akan mencari nasi diantara tumpukan beras. Apakah artinya itu? Mungkinkah kalian berdemo hanya agar terlihat ikut serta? Atau berdemo demi asumsi pribadi? Atau agar disorot oleh media? Bangunlah dan sadar… Kalian hanyalah sekelompok orang yang sia-sia. Berikanlah contoh sebagai mahasiswa yang terpelajar! Organisasi yang terorganisir dengan jelas! Kelompok-kelompok yang mengabdi kepada Negara! Bukan kalian yang bagai budak asing menyamar menjadi WNI. Kita sudah jatuh, maka jangan kau buang. Tapi berfikir, bagaimana kita bisa menerbangkan sang garuda kembali, agar Ia bisa terbang memutari dunia ini dengan bebas! Bukan mengurungnya dengan kandang api.
Kehidupan kalian akan terperangkap dengan perbuatan kalian, saudaraku. Apakah aku harus membiarkan angin yang menghapus rasa sakit ku ini? Aku rasa angin pun tidak kuat untuk menghapusnya, bahkan badaipun takut untuk menunjukkan kehadirannya. Luka ini tidak akan pernah hilang, akan terus membekas selama dan sepanjang aku masih bernafas. Luka yang dimana aku melihat kalian menghina perjuangan kalian sendiri. Luka yang dimana aku menyaksikan kalian menurunkan dan melecehkan sang merah putih. Bisa kah kamu menghapus luka ini? Tolong bantu aku untuk melupakannya! Bantu aku untuk tidak mengingat-ingatnya kembali… Sangatlah sakit jika aku mengenangnya!
Maka dari itu, mari kita tunjukan semangat nasionalis kita dengan tetap menjaga keagungan tanah air kita beserta isinya. Tinggikan derajat sang merah putih, lepas terbangkan sang garuda jauh tinggi di angkasa. Saksikan Ia menangkap burung-burung pemakan padi, dan membawa kita memutari dunia. Persiapkan mental mu, kuatkan imanmu, dan berbijaklah dalam menanggapi suatu perkara. Lalu bersama kita ambil tombak panjang, bersama kita angkat tombak itu hingga menancap di tanah ini, kaitkan tali, gendong sang merah putih dengan bangga, lalu naikan ke titik tertinggi dari tombak itu. Bersama kita menghadap kehadapannya, berdiri tegap dengan hormat dan kita nyanyikan “Indonesia Raya”